Oleh : BUSAERI (ERRY) / Pemerhati dan Perancang Sistem Teknologi Energi Kelautan
Indonesia disebut juga sebagai Negara maritim, karena 2/3 wilayah Indonesia merupakan lautan dengan garis pantai terpanjang di dunia yaitu ± 80.791,42 Km. Indonesia juga disebut sebagai Negara kepulauan karena memang wilayah Indonesia memiliki ribuan pulau, ada yang bilang 13 ribu pulau ada juga yang mengatakan 17 ribu pulau.
Keadaan alam seperti ini tentu merupakan potensi besar yang tidak boleh disia-siakan, terutama untuk pengembangan energi terbarukan, baik panas bumi, mikrohidro, angin, surya, atau terutama energi yang bersumber dari laut yang terhampar luas dan sangat melimpah.
What is ocean energy?
Pembangkit Listrik Tenaga Laut ( PLTL)
"Ocean Energy (OE) involves the generation of electricity from the waves, the tides, the currents, the salinity gradient, and the thermal gradient of the sea or the ocean." (Energi kelautan atau energi samudra melibatkan pembangkitan listrik dari gelombang, pasang surut, arus, gradien salinitas, dan gradien termal laut atau lautan. ")
"Ocean energy" is a term used to describe all forms of renewable energy derived from the sea including wave energy, tidal energy, river current, ocean current energy, offshore wind, salinity gradient energy and ocean thermal gradient energy. ("energi Ocean" adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan segala bentuk energi terbarukan yang berasal dari laut termasuk energi gelombang, energi pasang surut, arus sungai, energi arus laut, angin lepas pantai, energi gradien salinitas dan energi laut gradien termal.)
Prinsip-prinsip Dasar Perencanaan PLTL
Tentunya tidak mudah untuk mengkonversi potensi energi laut atau energi samudra tersebut menjadi energi listrik. Namun jangan juga terlalu menganggap sulit, karena memang teknologi ini masih dalam kewajaran kemampuan akal kita.
Hanya yang perlu kita ketahui adalah prinsip-prinsip utama yang menjadi pedoman dalam merancang system pembangkit energi listrik kelautan ini, yaitu:
Dalam pengembangan PLTL, diperlukan sistem teknologi yang feasible secara ekonomi, memiliki durability & reliability, berdaya tahan & kehandalan yang tinggi, baik secara teknologi ataupun material, dan efesien, menghasilkan energi listrik yang memadai.
Dan yang paling penting adalah energi listrik yang dihasilkan tersebut harus menjadi usable, dapat dipakai atau digunakan sesuai dengan standar voltase pemakaian listrik nasional di suatu negara (Indonesia 220 V / 380V). Jadi bukan sekedar adanya pembuktian bahwa potensi energi gelombang laut atau arus laut dapat menghasilkan energi listrik, tetapi bagaimana listrik yang dihasilkan tersebut harus usable.
Banyak sekali hasil-hasil penelitian energi kelautan yang akhirnya menjadi barang rongsok yang berkarat, atau sekedar menjadi timbunan arsip karena kadang tidak mempertimbangkan tahapan proses penting berikutnya yaitu aspek pemanfaatan atau utility, agar hasilnya menjadi energi listrik yang USABLE .. ini yang terpenting !!! kita membuat alat yang memiliki kegunaan.
Tetapi hal demikian tidaklah mengapa, asalkan berkesinambungan dan ada tindak lanjutnya yaitu terus diperbaiki dan dikembangkan kearah yang lebih sempurna. Tetapi celakanya kadang riset tersebut tidak berlanjutan karena tidak adanya dana, kurang dorongan dari pemerintah atau bisa saja karena tidak memiliki ide pengembangan berikutnya kearah yang lebih sempurna dan kurang fokus.
Aspek penting lainnya adalah kemudahan pemeliharaan, easy-maintenance. Biaya dan sistem pemeliharaan suatu alat yang berada di lautan, tentunya harus direncanakan agar mudah dilakukan dan mencapai biaya yang rasional. Hal tersebut sangat berhubungan dengan perencanaan sistem teknologi yang diterapkan dan pemilihan jenis material atau bahan-bahan yang akan dipakai.
Jadi, aspek-aspek penting yang harus di-analiasa dalam perancangan teknologi kelautan adalah :
1. Feasible, ( kelayakan biaya, kelayakan bisnis, Bankable )
2. Efesien
3. Daya Tahan & Kehandalan ( Durability & Reliability )
4. Kemudahan Pemeliharaan (Easy Maintenance).
5. Dan Usable Electrical Energy. menghasilkan energi listrik yang dapat dimanfaatkan atau digunakan.
Ocean Energy Conversion
Perancangan sistem teknologi PLTL ( pembangkit Listrik Tenaga Laut ) harus dimulai dari pemikiran: apanya yang mau dikonversi?, dan bagaimana cara meng-konversi-nya?.
Berbicara mengenai apanya yang mau dikonvesi, tertuju kepada “apanya dari potensi laut tersebut yang mau dimanfaatkan?” Dan bagaimana cara memanfaatkannya?
Umumnya kita memanfaatkan potensi energi kelautan dari 4 sumber potensi di bawah ini, yaitu :
1. Gelombang Laut / Wave energy ( tinggi, naik turun gelombang, panjang gelombang, dan periode waktunya)
2. Arus laut ( Sea Current Energy )
3. Pasang Surut ( Tidal Energy )
4. Perbedaan Suhu (Ocean Thermal Energy Conversion / OTEC),
Point 1 s/d 3 bersifat Mechanical, Uses the physical movement of tide & waves to produce electricity. Point 4 bersifat temperature Gradient, gradient from ocean surface to deeper waters is used to convert heat energy to electricity.
Dibutuhkan kecerdasan dan analisa mendalam mengenai ke-4 hal potensi tersebut , agar potensi-potensi tersebut dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi listrik.
Hal ini berhubungan dengan pertanyaan yang kedua yaitu : Bagaimana cara memanfaatkannya (meng-konversinya) ? Di sinilah tugas para pakar perguruan tinggi atau lembaga-lembaga riset pemerintah ditantang agar menemukan suatu sistem teknologi yang bisa teruji untuk diterapkan. Negara kita memiliki potensi energi kelautan yang sangat luar biasa besar, tinggal keseriusan kita untuk memanfatkannya, utamanya adalah kemauan politik dari pemerintah.
Kasus kebocoran PLTN di Jepang sebaiknya menjadi salah satu pemicu, yang mendorong agar potensi energi kelautan di Negara kita dapat dimanfaatkan secara maksimal. Dan hal ini tentu perlu dorongan, kesungguhan dan kemauan politik dari pemerintah, agar potensi ini dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi listrik yang potensial. Ingat.. Indonesia adalah negara maritim dengan kebaradaan ribuan pulau yang tersebar dimana-mana. Dan sudah barang tentu sangat potensial sekali dikembangkannnya energi kelautan sebagai sumber energi listrik.
Sebagai negara maritim, tentunya kita harus bersemangat dan lebih giat dalam mengembangkan sektor energi ini. Terlambat atau terlena sedikit saja, kita sudah ketinggalan dengan negara-negara lain di ASEAN.
Kita harus memberikan penghargaan yang sebesar-besar kepada siapaun yang telah melakukan pengembangan energi kelautan ini di Indonesia, seperti yang dilakukan oleh Zamrisyaf St M dengan PLTO system bandul, atau pengembangan energi arus laut yang dilakukan oleh kelompok T-Files ITB yang ditukangi oleh sekelompok para mahasiwa cerdas dari ITB yang dikomandani oleh Nurana Indah Paramita, juga Larantuka Project, NTT yang dilakukan oleh BPPT dalam pengembangan energi arus laut.
Di departemen teknik kelautan ( ocean engineering program ) ITB, telah dikembangkan PLTO type Buoy dengan efesiensi yang sangat tinggi, yang diberi nama WaveRider, Si Pengendara Ombak. WaveRider sudah untuk skala komersial karena teknologinya yang sudah cukup memadai. Proyek WaveRider ini dikomandani oleh Bapak Dr. Ir. Harman Ajiwibowo.